(022) 7206214
 

APA ITU KAIN SERAGAM ?

  • Seragam adalah seperangkat pakaian yang biasanya dikenakan secara bersamaan baik model, motif maupun jenis bahan yang sama, dan dikenakan oleh anggota suatu instansi atau organisasi dalam berpartisipasi pada instansi atau organisasi tersebut.
  • Pakaian Dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukkan identitas Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas kedinasan (Permendagri No. 11 tahun 2020)

 

Apa itu GovForm?

GovForm (Government Uniform) adalah program BBSPJI untuk mendampingi instansi Pemerintah dalam pengadaan pakaian seragam agar memenuhi spesifikasi baku mutu dan peraturan yang ditetapkan. Pendampingan ini tidak hanya sebatas pada instansi Pemerintah saja. Pendampingan pengadaan pakaian seragam dapat juga dilaksanakan untuk pengadaan seragam pakaian instansi atau perusahaan lainnya. Tujuan dari GovForm adalah meningkatkan penggunaan produk pakaian seragam yang memiliki tingkat komponen dalam negeri. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden untuk mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri.

Seragam merupakan pakaian standard yang dikenakan oleh anggota dari suatu perusahaan / instansi / organisasi sebagai suatu bentuk identitas. Pakaian seragam mencerminkan karakter dan jati diri, serta mencerminkan aktifitas dan bidang yang digeluti oleh suatu perusahaan atau instansi. Seragam juga merupakan salah satu aspek dalam membangun citra positif suatu instansi / perusahaan. 

Dalam upaya membentuk citra yang positif tersebut, pakaian seragam harus dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor seperti :

  1. Estetika, dan
  2. Teknis, mutu pakaian seragam.

Faktor estetika merupakan faktor yang menentukan dan mempengaruhi keindahan bentuk serta keserasian paduan warna, yang melekat pada suatu produk (pakaian seragam), yang bernilai sensoris, kualitatif dan dapat dirasakan secara visual. Faktor ini antara lain dipengaruhi oleh pengetahuan, perspektif dan lingkungan. Parameter penilaiannya pun tidak berdasarkan standard tertentu yang spesifik, namun berupa realisasi subjektif dari keinginan suatu instansi / perusahaan, dengan klasifikasi nilai bagus dan jelek.

Seperti halnya faktor estetika, faktor teknis dalam pembuatan pakaian seragam harus benar-benar diperhitungkan agar mutu pakaian seragam yang dihasilkan sesuai harapan. Mutu adalah sifat-sifat yang dimiliki suatu benda/barang atau jasa yang secara keseluruhan memberi rasa puas kepada penerima atau penggunanya karena telah sesuai atau melebihi apa yang dibutuhkan dan diharapkan. Pakaian seragam merupakan produk tekstil berupa garmen yang dibuat dari kain tekstil. Jadi mutu pakaian seragam yang baik ditentukan oleh mutu kain dan garmen. Mutu dalam tekstil secara umum antara lain meliputi kesesuaian warna, ketahanan luntur warna, kekuatan tarik dan lain-lain.  
Pengukuran mutu suatu kain tekstil meliputi beberapa parameter seperti : 

  • Komposisi serat
  • Kesesuaian warna kain
  • Kekuatan tarik kain
  • Konstruksi kain
  • Perubahan dimensi setelah pencucian
  • Ketahahan luntur warna, dan lain-lain.

Sedangkan mutu garmen dapat diukur melalui parameter berikut :

  • Ukuran
  • Kenampakan kerutan jahitan setelah pencucian berulang 
  • Kekuatan jahitan sambung, dan lain-lain. 

Untuk menjaga beberapa faktor diatas agar sesuai dengan persyaratan, maka diperlukan suatu kegiatan pengawasan yang detail dan menyeluruh agar pakaian seragam yang dihasilkan dapat memenuhi standard mutu tertentu yang ditetapkan. 
Kegiatan pengadaan pakaian seragam pada suatu instansi atau perusahaan, dilakukan untuk memenuhi seluruh karyawan terhadap pakaian seragam. Kegiatan tersebut disebut juga dengan proses pengadaan pakaian seragam. Proses pengadaan pakaian seragam oleh panitia lelang atau perusahaan tidak cukup hanya sampai pada penetapan pemenang lelang atau pemasok saja, namun hal yang penting juga adalah pengawasan proses pengadaannya secara teknis sehingga spesifikasi pakaian seragam yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dan mutu yang ditetapkan.

APA YANG MEMBEDAKAN PENGADAAN KAIN SERAGAM DENGAN BARANG UMUM LAINNYA (EX. ELEKTRONIK ATAU MOBIL) ??
Perbedaan yang mendasar adalah jika barang elektronik ataupun mobil yang beredar di pasaran dapat kita ketahui spesifikasinya dengan jelas dan tertera di banyak sumber informasi. akan tetapi untuk produk tekstil yang beredar di pasaran tidak semua oarang tahu dan paham dan  spesifikasi detailnya tidaklah disebutkan di dalam media informasi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pengujian kain  jika ingin melakukan pengadaan kain untuk pakaian seragam. 

MENGAPA MEMAKAI LAYANAN KONSULTANSI PAKSER ???

  • Merupakan pakaian seragam yang digunakan untuk menunjukan identitas ASN dalam melaksanakan tugas kedinasan
  • Panitia Pengadaan Mengetahui kebutuhan instansinnya.
  • Mengetahui fungsi utama kain seragam
  • Mengetahui spesifikasi minimum kain seragam / melaksanakan proses pengawasan dalam bentuk monitoring, pemeriksaan, pengujian, inspeksi, evaluasi dan analisa serta rekomendasi agar produk kain yang akan dikirim untuk produksi garmen, maupun produk garmen yang dihasilkan, secara statistik dapat diterima dan memenuhi syarat atau standard.


SKEMA PENGADAAN PAKAIAN SERAGAM

Skema-Pengadaan-Pakser

JENIS-JENIS KAIN SERAGAM

  1. Kain Seragam Pemerintahan : Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Sipil Lengkap (PSL), Pakaian Dinas Lapangan (PDL), Pakaian Dinas Upacara (PDU), Pakaian Seragam Batik KORPRI
  2. Kain Seragam Sekolah : Nasional (SD, SMP, SMA), Pramuka (SD, SMP, SMA), Batik/Muslim (SD, SMP, SMA)
  3. Kain Penggunaan Khusus : Pemadam kebakaran, TNI – POLRI, Seragam Kepanitiaan
  4. Kain Seragam Korporasi/Swasta : Biasa dipakai perusahaan dalam keseharian di perusahaan seperti seragam harian pegawai pabrik, seragam kerja pegawai BUMN dan lain sebagainya. 

 

SPESIFIKASI KAIN
1. Spesifikasi PDH Warna Khaki Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,50 1,47 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 246 234 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 370 343 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

45,0 (114,5)
24,5 (62,0)
36,3/2 (16,1x2)
37,2/2 (15,9x2)
Keper 3/1 \1

42,0
22,0
36,6/2
37,2/2
Keper 3/1 \1

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

790 (80,59)
27,60
393 (40,06)
18,80

68,0

34,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

131,1 (13,365)
82,0 (8,359)

9.000
7.100

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

155,33
155,33
154,67
155,33

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (63%)
Rayon (37%)
Poliester (63%)
Rayon (37%)
± 3%
± 3%
9 Tahan Luntur Warna Terhadap
a. Pencucian Rumah Tangga dan Komersial
- Perubahan warna
- Penodaan warna pada :
· Poliester
· Rayon
b. Gosokan
- Kering
- Basah
c. Keringat
- Sifat Asam
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
- Sifat Basa
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
d. Sinar : Sinar Terang Hari



4-5

4-5
4-5

4-5
3-4


4-5

4-5
4-5

4-5

4-5
4-5
4



4

3-4
3-4

4
3-4


4

3-4
3-4

4

3-4
3-4
4



Minimum

Minimum
Minimum

Minimum
Minimum


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum

Minimum
Minimum
Minimum
10 Identifikasi Zat Warna pada Serat:
- Poliester
- Rayon

Dispersi
Reaksi

Dispensi
Reaktif

Mutlak
Mutlak

Keterangan  : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

 

2. Spesifikasi PDH Warna Putih Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,50 1,47 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 219 208 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 328 305 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

23,0 (58,5)
19,0 (48,5)
24,7/2 (23,9x2)
25,2/2 (23,5x2)
Polos

20,5
16,5
24,7/2
25,2/2
Polos

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

695 (70,83)
22,00
543 (55,35)
29,87

60,0

47,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

115,9 (11,810)
103,3 (10,525)

9.000
8.800

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

154,00
154,67
154,67
154,67

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (66,5%)
Rayon (33,5%)
Poliester (66,5%)
Rayon (33,5%)
± 3%
± 3%

Keterangan             : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

 

3. Spesifikasi PDH Warna Hitam Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,45 1,42 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 300 285 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 435 405 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

22,0 (56,0)
18,0 (45,5)
17,8/2 (33,1x2)
17,8/2 (33,1x2)
Polos

18,5
15,5
17,8/2
17,8/2
Polos

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

754 (76,88)
29,07
616 (62,77)
32,27

65,0

53,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

127,0 (12,943)
94,4 (9,618)

9.000
8.000

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

154,00
154,00
154,67
154,67

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (66,4%)
Rayon (33,6%)
Poliester (66%)
Rayon (34%)
± 3%
± 3%
9 Tahan Luntur Warna Terhadap
a. Pencucian Rumah Tangga dan Komersial
- Perubahan warna
- Penodaan warna pada :
· Poliester
· Rayon
b. Gosokan
- Kering
- Basah
c. Keringat
- Sifat Asam
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
- Sifat Basa
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
d. Sinar : Sinar Terang Hari


4-5

4-5
4-5

4
4


4-5

4-5
4

4-5

4-5
4-5
4


4

3-4
3-4

4
3-4


4

3-4
3-4

4

3-4
3-4
4


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum
Minimum


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum

Minimum
Minimum
Minimum
10 Identifikasi Zat Warna pada Serat:
- Poliester
- Rayon

Dispersi
Bejana

Dispensi
Bejana

Mutlak
Mutlak

Keterangan : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

4. Spesifikasi Pakaian Dinas Lainnya dan Seragam Lainnya

Penetapan spesifikasi kain seragam didasarkan dari hasil uji kain yang sudah dipilih oleh panitia pengadaan
Hasil uji dibandingkan dengan standar mutu kain baik SNI maupun standar kain seragam
Penetapan spesifikasi kain seragam harus melibatkan ahli di bidang tekstil sehingga segala penetapan pemenang berdasarkan pembacaan yang benar dari kualitas kain seragam dan harga


5. SNI Kain Tenun untuk Setelan / Suiting (SNI 56:2017)   

Standar mutu kain tenun untuk setelan yang kami uji adalah seperti berikut:

  No    Jenis Uji    Satuan    Persyaratan   
1 Kekuatan tarik kain per 2,5 cm  N (kg) min. 178,0 (18)
2 Kekuatan sobek     N (kg)    min. 14,7 (1,5)   
3 Tahan selip pada jahitan (bukaan 6   mm)    N (kg)    min. 122,6 (12,5)   
4 Piling   (3 jam) skala    min. 3-4   
5 Perubahan dimensi setelah       
  - pencucian dan pengeringan      maks. ± 3,0 %   
  - pencucian kering      maks. ± 3,0 %   
6 Kenampakan kehalusan kain setelah pencucian    SA    min. 3,5   
7 Tahan luntur warna terhadap :       
7.1  Pencucian       
  - perubahan warna      min. 4   
  - penodaan      min. 3-4   
7.2  Cuci kering       
  - perubahan warna      min. 4   
7.3    Keringat asam dan basa       
  - perubahan warna      min. 4   
  - penodaan      min. 3-4   
7.4 Gosokan       
  - kering         
min. 4   
  - basah         
min. 3-4   
7.5 Sinar      min. 4   
8 Sifat nyala api      Kelas 1   
9 Nilai pH      4 – 7,5   
10 Kadar formaldehida bebas    mg/kg    maks. 75   

Dengan Spesifikasi kain sebagai berikut:

No Jenis Uji    Toleransi    Ket   
1    Lebar    - 5%, 58”    Minimum   
2    Berat    - 5%    Minimum   
3    Tetal (Lusi & Pakan)    Sesuai Hasil Uji   ± 3%   
4    Nomor Benang    Sesuaikan dgn nomor di pasaran    ± 5 %    
5    Anyaman    Sesuai Hasil Uji    Mutlak   
Kekuatan Tarik Kain    - 10 %    Minimum    
7    Kekuatan Sobek    - 10 %    Minimum   
8    Ketahanan Kusut    Sesuai Standar   Minimum   
9    Komposisi    Sesuai yang beredar dipasaran    ± 3%   
10    Perubahan Dimensi Setelah Pencucian    ± 3%    Maksimum   
11    Ketahanan Luntur Warna Terhadap :       
  a. Pencucian, Keringat Asam, Keringat Basa       
  - Perubahan Warna 4    Minimum   
  - Penodaan    3 - 4    Minimum   
  b. Gosokan :       
  - Gosokan Kering, penodaan    4    Minimum   
  - Gosokan Basah,   penodaan    3 – 4    Minimum   
  c. Pencucian Kering, Perubahan warna    4    Minimum   
  d. Sinar, perubahan warna     4    Minimum   

Adapun untuk detail dari SNI 56:2017 tentang kain tenun untuk setelan/suiting dapat diunduh melalui tautan berikut: 

https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/10854-sni562017

 

6. SNI Kain Tenun untuk Kemeja (SNI 0051:2008)

NO JENIS UJI SATUAN PERSYARATAN KETERANGAN
1 Kekuatan Tarik kain per 2,5 cm N
Kg
107,9
11,0
Minimum
2 Kekuatan sobek N
Kg
6,9
0,7
Minimum
3 Tahan selip benang dalam kain pada jahitan (bukaan 6 mm) N
Kg
78,5
8,0
Minimum
4 Perubahan dimensi
a. Setelah pencucian & pengeringan
b. Setelah pencucian kering

%

%

2,0

2,0

Maksimum

Maksimum
5 Kenampakan kain setelah pencucian berulang   DP 3,5 Minimum
6 Ketahanan luntur terhadap:      
a. Pencucian Kering
- Perubahan warna
 
4

Minimum

b. Keringat asam dan basa
- Perubahan warna
- penodaan
 
4
3-4

Minimum

c. Gosokan
- Kering
- Basah
 
4
3-4

Minimum

d. Pencucian 40 0C
- Perubahan warna
- Penodaan
 
4
3-4


Minimum

e. Sinar   4 Minimum
7 Kandungan formaldehida bebas
- Dewasa
- Anak-anak

Ppm
ppm

75
20

Maksimum

Adapun untuk detail dari SNI 0051:2008 tentang kain tenun untuk kemeja dapat diunduh melalui tautan berikut: 

https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/7446-sni00512008  

 

PENETAPAN SPESIFIKASI KAIN
INPUT

  • Contoh yang representative (tidak kusut / terlipat)
  • Item jenis uji
  • Jumlah contoh ATAU SAMPEL
  • Penentuan permukaan kain
  • Kode contoh
  • Standar mutu kain untuk  suiting (SNI 56:2017) dan kemeja (SNI 0051:2008)
  • Metode uji


PROSES

Kegiatan pengawasan pengadaan pakaian seragam dimulai dari pemeriksaan produk kain, yang dilakukan dengan metode sampling maupun pemeriksaan penuh (100% inspection). Secara garis besar ruang lingkup kegiatan konsultansi pengawasan produk pada pengadaan pakaian seragam adalah sebagai berikut :

  1. Penetapan sample approval untuk kain.
  2. Pengambilan contoh uji produk kain dan garmen untuk pemeriksaan dan pengujian.
  3. Pengujian laboratorium mencakup pengujian sifat fisika dan kimia kain serta pengujian garmen.
  4. Pengujian dan inspeksi lapangan yang mencakup kesesuaian warna dan grade untuk kain.
  5. Penetapan sample approval untuk garmen.
  6. Pengujian dan inspeksi lapangan untuk ukuran dan cacat garmen.
  7. Evaluasi dan analisa hasil pengujian dan pemeriksaan.
  8. Pemberian rekomendasi “passing grade” (stamping) untuk penerimaan lot kain dan garmen.
  9. Penyusunan laporan.

Apabila dipandang perlu, konsultansi dapat mencakup kehadiran tim konsultan untuk membantu panitia lelang atau perusahaan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).

Pengujian Fisika Tekstil

  • Lebar kain
  • Berat kain
  • Konstruksi lengkap  (tetal atau kerapatan kain, nomor benang, anyaman)
  • Kekuatan tarik
  • Kekuatan sobek
  • Crease recovery (Tahan kusut)
  • Ketahanan selip benang pada jahitan
  • Piling (serat keluar saat dicuci / buluk)


Pengujian Kimia Tekstil

  • Komposisi serat (misal: Polyester 80% Cotton 20%)
  • Kenampakan kain setelah pencucian berulang
  • Perubahan dimensi (setelah pencucian/pencucian kering)
  • Ketahanan luntur warna  terhadap :  Pencucian, pencucian kering, keringat, gosokan, sinar
  • Sifat nyala api
  • pH kain (derajat keasaman atau kebasaan dalam suatu larutan)
  • Kadar formaldehid bebas
  • Zat warna azo karsinogen
  • Kadar logam tereksraksi

OUTPUT  = Hasil Uji biasanya dalam bentuk LEMBAR HASIL UJI yang dikeluarkan oleh Tim Pengujian di Balai Besar Tekstil.

WAKTU,TEMPAT DAN BIAYA KEGIATAN
WAKTU : Kegiatan konsultansi dilaksanakan sesuai dengan perjanjian antara instansi/perusahaan pengguna jasa, dengan Balai Besar Tekstil.

TEMPAT : BALAI BESAR TEKSTIL (Jl. Jend A. Yani No. 390. Bandung)

Pengujian mutu kain dan garmen dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Tekstil yang telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional.

BIAYA : Biaya kegiatan konsultansi bersifat kontraktual, sesuai dengan surat perjanjian kerjasama antara instansi/perusahaan pengguna jasa, dengan Balai Besar Tekstil.

 

TEKNIK PENETAPAN SPESIFIKASI MUTU KAIN
Ketika melakukan konsultansi pakaian seragam di BBT maka yang dilakukan dalam penetapan spec mutu kain adalah seperti:

  • Hasil uji dibandingkan dengan standar mutu kain baik SNI maupun standar kain seragam
  • Menetapkan spesifikasi tidak boleh lebih rendah dari nilai standar persyaratan mutu kain.
  • Lebar pada umumnya : 58 inci (minimum) dan berat kain, minimum  -5 % dari hasil uji
  • Tetal lusi & pakan sesuai hasil uji  dengan toleransi ± 3 %
  • Nomor benang disesuaikan dengan nomor benang yang ada di pasaran dengan toleransi ± 5%.
  • Kekuatan tarik, minimum  -10% dari hasil uji atau sesuai dengan SNI
  • Kekuatan sobek, minimum  -10% dari hasil uji atau sesuai dengan SNI
  • Kenampakan setelah pencucian berulang minimum SA 3,5. 
  • Nilai sudut kusut minimum 140° atau -10% dari hasil uji.
  • Anyaman sesuai dengan hasil uji (mutlak).
  • Perubahan ukuran setelah pencucian maksimum ± 3% (kain setelan) dan ± 2% (kain kemeja) untuk masing-masing arah lusi dan pakan.
  • Komposisi kain, diambil dari hasil uji dengan mempertimbangkan campuran yang ada di pasaran dengan toleransi ± 3%.
  • Golongan zat warna, sesuai hasil uji (mutlak).
  • Ketahanan luntur warna terhadap pencucian,  keringat asam, keringat basa, gosokan  kering dan basah serta sinar diambil dari hasil uji atau minimum sesuai  dengan SNI.


KONTAK BBT
(022) 7206214, 7206215
bbt@kemenperin.go.id
Jl. Jenderal Achmad Yani No. 390 Bandung, 40272

 

 

JENIS-JENIS KAIN SERAGAM

1. Kain Seragam Pemerintahan

  • Pakaian Dinas Harian (PDH)
  • Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
  • Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
  • Pakaian Dinas Upacara (PDU)
  • Pakaian Seragam Batik KORPRI

2. Kain Seragam Sekolah

  • Nasional SD, SMP, SMA
  • Pramuka SD, SMP, SMA
  • Batik/Muslim SD, SMP, SMA

3. Kain Penggunaan Khusus

  • Pemadam kebakaran, TNI – POLRI

4. Kain Seragam Korporasi / Swasta

Biasa dipakai perusahaan dalam keseharian di perusahaan seperti seragam harian pegawai pabrik, seragam kerja pegawai BUMN dan lain sebagainya. 

 

SPESIFIKASI KAIN

1. Spesifikasi PDH Warna Khaki Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,50 1,47 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 246 234 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 370 343 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

45,0 (114,5)
24,5 (62,0)
36,3/2 (16,1x2)
37,2/2 (15,9x2)
Keper 3/1 \1

42,0
22,0
36,6/2
37,2/2
Keper 3/1 \1

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

790 (80,59)
27,60
393 (40,06)
18,80

68,0

34,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

131,1 (13,365)
82,0 (8,359)

9.000
7.100

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

155,33
155,33
154,67
155,33

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (63%)
Rayon (37%)
Poliester (63%)
Rayon (37%)
± 3%
± 3%
9 Tahan Luntur Warna Terhadap
a. Pencucian Rumah Tangga dan Komersial
- Perubahan warna
- Penodaan warna pada :
· Poliester
· Rayon
b. Gosokan
- Kering
- Basah
c. Keringat
- Sifat Asam
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
- Sifat Basa
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
d. Sinar : Sinar Terang Hari



4-5

4-5
4-5

4-5
3-4


4-5

4-5
4-5

4-5

4-5
4-5
4



4

3-4
3-4

4
3-4


4

3-4
3-4

4

3-4
3-4
4



Minimum

Minimum
Minimum

Minimum
Minimum


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum

Minimum
Minimum
Minimum
10 Identifikasi Zat Warna pada Serat:
- Poliester
- Rayon

Dispersi
Reaksi

Dispensi
Reaktif

Mutlak
Mutlak

Keterangan             : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

 

2. Spesifikasi PDH Warna Putih Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,50 1,47 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 219 208 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 328 305 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

23,0 (58,5)
19,0 (48,5)
24,7/2 (23,9x2)
25,2/2 (23,5x2)
Polos

20,5
16,5
24,7/2
25,2/2
Polos

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

695 (70,83)
22,00
543 (55,35)
29,87

60,0

47,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

115,9 (11,810)
103,3 (10,525)

9.000
8.800

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

154,00
154,67
154,67
154,67

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (66,5%)
Rayon (33,5%)
Poliester (66,5%)
Rayon (33,5%)
± 3%
± 3%

Keterangan             : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

 

3. Spesifikasi PDH Warna Hitam Menurut Permendagri No. 11 tahun 2020

NO JENIS UJI HASIL UJI PERSYARATAN YANG DISARANKAN TOLERANSI
  Tanda Contoh      
1 Lebar Kain, m 1,45 1,42 Minimum
2 Berat Kain Gram, per m2 300 285 Minimum
3 Berat Kain Gram, per m 435 405 Minimum
4 Konstruksi
- Tetal Lusi, helai per cm (Inch)
- Tetal Pakan, helai per cm (inch)
- Nomor Benang Lusi, Ne1 (Tex)
- Nomor Benang Pakan, Ne1 (Tex)
- Anyaman

22,0 (56,0)
18,0 (45,5)
17,8/2 (33,1x2)
17,8/2 (33,1x2)
Polos

18,5
15,5
17,8/2
17,8/2
Polos

Minimum
Minimum
± 5%
± 5%
Mutlak
5 Kekuatan Tarik Kain, per 2,5 cm
- Arah Lusi, N (kg)
- Mulur %
- Arah pakan, N (kg)
- Mulur %

754 (76,88)
29,07
616 (62,77)
32,27

65,0

53,0

Minimum

Minimum
6 Kekuatan Sobek Kain, Elemendorf
- Arah Lusi, N (gr)
- Arah pakan, N (gr)

127,0 (12,943)
94,4 (9,618)

9.000
8.000

Minimum
Minimum
7 Sudut kembali dari kekusutan, derajat
- Arah Lusi Muka
- Arah Lusi Belakang
- Arah Pakan Muka
- Arah Pkan Belakang

154,00
154,00
154,67
154,67

134
134
134
134

Minimum
Minimum
Minimum
Minimum
8 Komposisi Poliester (66,4%)
Rayon (33,6%)
Poliester (66%)
Rayon (34%)
± 3%
± 3%
9 Tahan Luntur Warna Terhadap
a. Pencucian Rumah Tangga dan Komersial
- Perubahan warna
- Penodaan warna pada :
· Poliester
· Rayon
b. Gosokan
- Kering
- Basah
c. Keringat
- Sifat Asam
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
- Sifat Basa
· Perubahan warna
· Penodaan warna pada
- Poliester
- Rayon
d. Sinar : Sinar Terang Hari


4-5

4-5
4-5

4
4


4-5

4-5
4

4-5

4-5
4-5
4


4

3-4
3-4

4
3-4


4

3-4
3-4

4

3-4
3-4
4


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum
Minimum


Minimum

Minimum
Minimum

Minimum

Minimum
Minimum
Minimum
10 Identifikasi Zat Warna pada Serat:
- Poliester
- Rayon

Dispersi
Bejana

Dispensi
Bejana

Mutlak
Mutlak

Keterangan             : * Belum Termasuk Lingkup Akreditasi

4. Spesifikasi Pakaian Dinas Lainnya dan Seragam Lainnya

  • Penetapan spesifikasi kain seragam didasarkan dari hasil uji kain yang sudah dipilih oleh panitia pengadaan
  • Hasil uji dibandingkan dengan standar mutu kain baik SNI maupun standar kain seragam
  • Penetapan spesifikasi kain seragam harus melibatkan ahli di bidang tekstil sehingga segala penetapan pemenang berdasarkan pembacaan yang benar dari kualitas kain seragam dan harga

5. SNI Kain Tenun untuk Setelan / Suiting (SNI 56:2017)   

Adapun untuk detail dari SNI 56:2017 tentang kain tenun untuk setelan/suiting dapat diunduh melalui tautan berikut: 

https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/10854-sni562017 

6. SNI Kain Tenun untuk Kemeja (SNI 51:2008)   

Adapun untuk detail dari SNI 51:2008 tentang kain tenun untuk kemeja dapat diunduh melalui tautan berikut: 

https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/7446-sni00512008

 

PENETAPAN SPESIFIKASI KAIN

INPUT

  • Contoh yang representative (tidak kusut / terlipat)
  •  Item jenis uji
  •  Jumlah contoh ATAU SAMPEL
  •  Penentuan permukaan kain
  •  Kode contoh
  •  Standar mutu kain untuk  suiting (SNI 56:2017) dan kemeja (SNI 51:2008)
  •  Metode uji

PROSES

Kegiatan pengawasan pengadaan pakaian seragam dimulai dari pemeriksaan produk kain, yang dilakukan dengan metode sampling maupun pemeriksaan penuh (100% inspection). Secara garis besar ruang lingkup kegiatan konsultansi pengawasan produk pada pengadaan pakaian seragam adalah sebagai berikut :

  1. Penetapan sample approval untuk kain.
  2. Pengambilan contoh uji produk kain dan garmen untuk pemeriksaan dan pengujian.
  3. Pengujian laboratorium mencakup pengujian sifat fisika dan kimia kain serta pengujian garmen.
  4. Pengujian dan inspeksi lapangan yang mencakup kesesuaian warna dan grade untuk kain.
  5. Penetapan sample approval untuk garmen.
  6. Pengujian dan inspeksi lapangan untuk ukuran dan cacat garmen.
  7. Evaluasi dan analisa hasil pengujian dan pemeriksaan.
  8. Pemberian rekomendasi “passing grade” (stamping) untuk penerimaan lot kain dan garmen.
  9. Penyusunan laporan.

Apabila dipandang perlu, konsultansi dapat mencakup kehadiran tim konsultan untuk membantu panitia lelang atau perusahaan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing)

Pengujian Fisika Tekstil

  • Lebar kain
  • Berat kain
  • Konstruksi lengkap  (tetal atau kerapatan kain, nomor benang, anyaman)
  • Kekuatan tarik
  • Kekuatan sobek
  • Crease recovery (Tahan kusut)
  • Ketahanan selip benang pada jahitan
  • Piling (serat keluar saat dicuci / buluk)

Pengujian Kimia Tekstil

  • Komposisi serat (misal: Polyester 80% Cotton 20%)
  • Kenampakan kain setelah pencucian berulang
  • Perubahan dimensi (setelah pencucian/pencucian kering)
  • Ketahanan luntur warna  terhadap :  Pencucian, pencucian kering, keringat, gosokan, sinar
  • Sifat nyala api
  • pH kain (derajat keasaman atau kebasaan dalam suatu larutan)
  • Kadar formaldehid bebas
  • Zat warna azo karsinogen
  • Kadar logam tereksraksi

OUTPUT  = Hasil Uji biasanya dalam bentuk LEMBAR HASIL UJI yang dikeluarkan oleh Tim Pengujian di Balai Besar Tekstil.

 

TEKNIK PENETAPAN SPESIFIKASI MUTU KAIN

Ketika melakukan konsultansi pakaian seragam di BBT maka yang dilakukan dalam penetapan spec mutu kain adalah seperti:

  • Hasil uji dibandingkan dengan standar mutu kain baik SNI maupun standar kain seragam
  • Menetapkan spesifikasi tidak boleh lebih rendah dari nilai standar persyaratan mutu kain.
  • Lebar kain dan berat kain dari hasil uji
  • Tetal lusi & pakan sesuai hasil uji  
  • Nomor benang disesuaikan dengan nomor benang yang ada di pasaran 
  • Kekuatan tarik sesuai hasil uji atau sesuai dengan SNI
  • Kekuatan sobek sesuai hasil uji atau sesuai dengan SNI
  • Kenampakan setelah pencucian berulang 
  • Nilai sudut kusut sesuai hasil uji
  • Anyaman sesuai dengan hasil uji
  • Perubahan ukuran setelah pencucian untuk kain setelan dan kain kemeja untuk masing-masing arah lusi dan pakan
  • Komposisi kain, diambil dari hasil uji dengan mempertimbangkan campuran yang ada di pasaran 
  • Golongan zat warna, sesuai hasil uji
  • Ketahanan luntur warna terhadap pencucian,  keringat asam, keringat basa, gosokan  kering dan basah serta sinar diambil dari hasil uji atau minimum sesuai  dengan SNI.
 
pakser1
Bimbingan Teknis Pemahaman Spesifikasi Pakaian Seragam
 
pakser2
Pemahaman Tata Cara Pengujian Kain di Laboratorium Fisika Tekstil
 
pakser3
Kunjungan dan Penjelasan Pengujian Kain di Laboratorium BBT