(022) 7206214
Angkat Serat Alam Biduri Menjadi Produk Fesyen, BBSPJI Tekstil Raih Top 3 IHYA 2022 Kategori Best Halal Innovation

Angkat Serat Alam Biduri Menjadi Produk Fesyen, BBSPJI Tekstil Raih Top 3 IHYA 2022 Kategori Best Halal Innovation

  • Kategori: Berita
  • Tanggal 30-03-2023

Dalam event penganugerahan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2022 yang digelar di Jakarta, 9 Desember 2022 yang lalu, BBSPJI Tekstil berhasil menorehkan prestasi sebagai Top 3 dalam Kategori Best Halal Innovation (Government Organization Achievement on Halal Innovation) dengan mengangkat serat alam biduri sebagai bahan pengisi insulatif (insulative filler) pada produk fesyen jaket musim dingin, atau sering dikenal dengan Winter Jacket.

Winter Jacket adalah salah satu jenis pakaian fungsional yang umumnya digunakan pada saat musim dingin, yang berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tahan menghadapi cuaca dingin yang ekstrim. Insulative filler yang digunakan pada jaket musim dingin pada umumnya menggunakan bahan baku impor sejenis bulu halus dari unggas seperti angsa dan bebek (goose-down dan duck-down) atau lembaran serat (batting) poliester yang kurang ramah lingkungan. 

Serat alam yang diambil dari biji buah tanaman biduri (Calotropis gigantea) memiliki karakter morfologi berongga seperti pipa sehingga daya insulasi panasnya sangat baik. Selain ramah lingkungan dan mudah dibudidayakan, serat ini juga ringan, tidak menimbulkan alergi, serta mengapung di air. Pengolahan serat alam biduri sebagai serat tekstil sudah lama dikembangkan oleh salah satu eks peneliti BBSPJI Tekstil yakni Moch. Danny Sukardan. Serat biduri kemudian dikembangkan sebagai material substitutif down dengan cara dibentuk menjadi lembaran nirtenun (nonwoven). Dengan adanya pengembangan ini, terdapat keunggulan baik dari segi daya insulasi panas maupun nilai ekonomis karena harga bahan baku yang jauh lebih murah dibandingkan harga down.

Kepala BBSPJI Tekstil, Cahyadi optimis bahwa hasil pengembangan produk berbahan baku halal dan ramah lingkungan ini dapat diadopsi dan diproduksi massal oleh industri pakaian jadi dalam negeri. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara fashion designer, fashion brand lokal serta industri TPT agar produk lokal ini dapat bersaing di pasar global.

"Dari sisi pasar, marketshare segmen pakaian musim dingin mencapai 48,2% pada negara-negara yang memiliki 4 musim dan diprediksi akan mencapai 295 juta US Dolar di tahun 2027 dengan CAGR 5%. Sedangkan di pasar lokal, segmen pengguna outdoor sportswear pun cukup besar, misalnya komunitas pendaki gunung, touring motor serta aktivitas alam lainnya seperti camping & travelling," ungkapnya. (humasbbt)

Komentar