×

SEJARAH BBSPJI TEKSTIL

1921

Dibentuk Jawatan Kerajinan, instansi dibawah Department van Landbouw. Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan yang bertugas membina industri kerajinan. Untuk mendukung kegiatan tersebut dibangun gedung Textiel lnrichting Bandoeng


1922 

Textiel lnrichting Bandoeng (TIB) mulai beroperasi, dipimpin oleh Sir Geriit Dalenoord. Tugasnya untuk mengembangkan industri tekstil pertenunan. Selain menyediakan peralatan tenun, dibuka Textiel Cursus untuk melatih penyuluh tekstil



1926

TIB memperkenalkan inovasi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan sistem injakan, yang dikenal dengan nama ATBM Dalenoord atau TIB Getouw atau ATBM TIB


1929

Batik Proefstation didirikan di Yogyakarta, bertugas mengkaji teknis dan ekonomis keberadaan industri batik lokal di Pulau Jawa. lni cikal bakal lahirnya Balai Besar Kerajinan dan Batik


1934

Terbit Bedrijfs Reglementeerings Ordonnantie, seluruh instansi yang berhubungan dengan perekonomian digabung dalam Deportment van Economische Zaken. Dibentuk biro kajian aspek ekonomis dan teknologi yang dilengkapi balai penelitian. lni cikal bakal Balai Besar dibawah Kementerian Perindustrian


1945

TIB di bawah pendudukan Jepang berubah nama menjadi Orimono Sikenzyo, atau Balai Penerangan Pertenunan dan Pembatikan, dipimpin Niwa. 


1945 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Balai Penerangan Pertenunan dipimpin pejabat Indonesia yaitu R. Soemitro


1947

Saat agresi militer kedua, Pemerintah Hindia Belanda mengaktifkan TIB dengan nama Textiel lnrichting en Batik Proefstation, dipimpin J. Eshuis.


1950

Textiel Inrichting en Batik Proefstation diubah kembali menjadi Balai Penerangan Pertenunan dan Pembatikan, dipimpin oleh Aburisman.


1953

Balai Penerangan Pertenunan dan Pembatikan berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Tekstil, dipimpin oleh E. Royat. Program Gerakan Benteng dipakai untuk memperkuat industri dalam negeri melalui larangan impor dan bantuan kredit modal. Nasionalisasi pabrik eks kolonial dan pengembangan Pilot Plant Rayon di Bandung, cikal bakal Balai Besar Pulp dan Kertas.


1954

Ir. H. R. Safioen memimpin Balai Penyelidikan Tekstil, dan ditunjuk sebagai anggota Panitia Negara Urusan Industri dan Pertanian Tekstil pada tahun 1956. Berdirinya Kursus Tekstil Tinggi (KTT).


1961

Balai Penyelidikan Tekstil bernaung di bawah PNPR Nupiksa Yasa sehingga namanya berubah dari Balai Penyelidikan Teksil menjadi Balai Penelitian Tekstil dipimpin oleh Ir. Soegito Moeljowiyadi.



1966

Pembangunan Pilot Plant Pemintalan Kapas di Balai Penelitian Tekstil.



1968

Inisiasi rehabilitasi dan restrukturisasi mesin TPT yg lebih modern (memasuki masa peralihan industri 3.0). Peresmian Gedung Perkuliahan ITT (Institut Teknologi Tekstil) Hibah GKBI



1969

BBT diminta memproduksi duplikat bendera Pusaka yang diserahkan oleh Direktur ITT Mayjen KPH. H. Soerjosoejarso kepada Presiden Soeharto di Gedung Bina Graha Jakarta  pada tanggal 14 Juli 1970



1972

Peluncuran Perangko serial khusus 50th ITT oleh PT. POS Indonesia



1978

ITT dikembangkan menjadi dua institusi yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil (BBPPIT) dan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTT), dipimpin Wibowo Moerdoko, S.Teks (1979-1982), Soemarno, M.Se (1982-1989) dan Wagimun, S.Teks (1989-1996)



1994

Perolehan akreditasi laboratorium TPT dari National Association of Testing Authorities (NATA) Australia


2002

BBPPIT mengalami perubahan nama menjadi Balai Besar Tekstil.Dipimpin oleh Ir. Triwi Husodo, tahun ini awal dibentuknya bidang Pengembangan Jasa Teknik.



2005

Penelitian Nanoteknologi dan Serat Alam dilakukan BBT dibawah pimpinan Okay Rukaesih, S.Teks (2004 - 2009)



2010

Balai Besar Tekstil dibawah naungan BPPI lalu berubah menjadi di bawah Badan Penelitian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI). Dipimpin oleh Ir, Suseno Utomo M.Sc, PDDC lahir sebagai gedung inovasi bagi industri



2014

Penajaman Green Textile dan Functional Textile sebagai core competency BBT di bawah BPPI, dipimpin oleh Ir. Sony Sulaksono, M.Bs (2014 - 2017).


2020

Memasuki era Industri 4.0, BBT mencanangkan Making Textile Industries di bawah kepemimpinan Wibowo Dwi Hartoto, SH., MBA. Peran dan kontribusi BBT selama masa pandemi Covid-19 membuahkan hasil predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari KemenPAN-RB.


2022

BBT mengalami perubahan nama menjadi Balai Besar Standardidasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT) dibawah naungan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI). Di bawah kepemimpinan Cahyadi, S.SiT., MAB.dilakukan transformasi layanan yakni Industrial Services & Solution Center (ISSC).



Kepala TIB - BBSPJI Tekstil

  • 1922-1934 Dalenoord
  • 1934-1937 Jansen
  • 1937-1942 J. Eshuis
  • 1942-1945 Niwa
  • 1945-1946 R. Sumitro
  • 1946-1950 J. Eshuis & Aburisman
  • 1950-1953 Aburisman
  • 1953-1954 E. Royat
  • 1954-1961 Ir. H. R Safioen
  • 1961-1965 Ir. Soegito Moeljowijadi